Listrik

Limbah Sawit Disulap Jadi Listrik Hijau oleh PTPN III

Limbah Sawit Disulap Jadi Listrik Hijau oleh PTPN III
Limbah Sawit Disulap Jadi Listrik Hijau oleh PTPN III

JAKARTA - Transformasi energi di Indonesia kini semakin nyata. 

Kolaborasi antara PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) dan Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menjadi salah satu contoh bagaimana inovasi dan komitmen terhadap lingkungan dapat menghasilkan manfaat ekonomi sekaligus ekologis.

Melalui Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei, dua BUMN besar ini berhasil mengubah limbah kelapa sawit menjadi sumber energi bersih, hingga memperoleh Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Proyek energi terbarukan ini menjadi bukti nyata penerapan ekonomi hijau nasional, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto melalui agenda Asta Cita, yang menempatkan kemandirian energi dan keberlanjutan lingkungan sebagai prioritas utama pembangunan.

Dari Limbah Sawit Menjadi Energi Bersih

Pembangkit listrik ramah lingkungan yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara, ini memanfaatkan biogas (gas metana) yang dihasilkan dari limbah cair pabrik kelapa sawit (POME) milik PTPN III.
 

Jika sebelumnya gas metana dilepaskan ke udara sebagai emisi, kini gas tersebut dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik bersih dengan teknologi covered lagoon.

Melalui sistem ini, metana ditangkap lalu diubah menjadi energi listrik berkapasitas 2,4 megawatt (MW) — cukup untuk menerangi lebih dari 3.000 rumah tangga setiap hari.

Dampak lingkungan yang ditimbulkan juga signifikan, dengan penurunan emisi mencapai 35.475 ton CO₂e, setara dengan pengurangan emisi tahunan lebih dari 8.000 mobil bensin atau penanaman 570 ribu pohon.

Pencapaian ini turut memperkuat posisi Indonesia dalam upaya menekan emisi global dan memperluas kontribusi sektor industri terhadap ketahanan energi nasional.

Pengakuan Internasional dan Nilai Ekonomi dari Emisi

Keberhasilan proyek PLTBg Sei Mangkei tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga memberi nilai ekonomi baru.
Direktur Utama Pertamina NRE, John Anis, menegaskan bahwa penerbitan Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) menjadi bentuk pengakuan resmi atas kontribusi proyek tersebut terhadap mitigasi perubahan iklim.

“SPE ini merupakan hasil nyata dari kolaborasi yang telah terjalin sejak 2018, ketika PLTBg Sei Mangkei dibangun. Kami bangga karena proyek ini tidak hanya berhasil menghasilkan listrik hijau, tetapi juga diakui secara resmi oleh pemerintah atas kontribusinya dalam menurunkan emisi,” ujar John.

Kredit karbon dari PLTBg Sei Mangkei kini telah tercatat di bursa karbon nasional (IDXCarbon) dan siap diperdagangkan sebagai unit karbon berbasis energi terbarukan (RE).

Langkah ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan pasar karbon domestik, sekaligus mendukung target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 yang dicanangkan pemerintah.

“Ini adalah langkah penting dalam perjalanan menuju Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060,” tambah John.

Ekonomi Sirkular di Dunia Perkebunan

Kesuksesan PLTBg Sei Mangkei juga memperlihatkan bagaimana sektor perkebunan mampu bertransformasi menuju ekonomi sirkular yang berkelanjutan.

Direktur Bisnis PTPN III, Ryanto Wisnuardhy, menegaskan bahwa keberhasilan ini sejalan dengan visi perusahaan untuk mengembangkan bisnis perkebunan yang berdaya saing global dan ramah lingkungan.

“Kami tidak hanya mengelola limbah secara bertanggung jawab, tetapi juga menciptakan nilai tambah melalui energi hijau dan kredit karbon. Ini mewakili semangat Asta Cita untuk membangun industri berbasis sumber daya alam yang tangguh dan berkelanjutan,” jelas Ryanto.

PTPN Group pun berencana memperluas inisiatif serupa di lebih dari 20 pabrik kelapa sawit lainnya, bekerja sama dengan mitra strategis.

Selain manfaat lingkungan, proyek biogas ini juga memberikan dampak ekonomi dan sosial dengan mendukung pasokan listrik di kawasan industri hijau KEK Sei Mangkei.

“Saat ini PTPN Group juga menyiapkan pengembangan fasilitas biogas di lebih dari 20 pabrik kelapa sawit lainnya bekerjasama dengan mitra strategis,” tambah Ryanto.

Dengan langkah tersebut, PTPN III dan Pertamina NRE menjadi pelopor kolaborasi lintas sektor BUMN dalam mendorong dekarbonisasi industri nasional.

Menuju Masa Depan Energi Rendah Karbon

Keberhasilan PLTBg Sei Mangkei menjadi bagian penting dari strategi transisi energi bersih Pertamina Group.
Pertamina NRE terus menjalankan tiga pilar utama: dekarbonisasi operasional, pengembangan bisnis rendah karbon, dan carbon offset.

Penerapan strategi ini memperlihatkan bahwa bisnis energi fosil dan energi baru terbarukan dapat berjalan beriringan menuju sistem energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Sementara itu, PTPN III berkomitmen memperkuat implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) sebagai dasar dalam menjalankan kegiatan usaha.

Melalui pengelolaan limbah yang bertanggung jawab dan inovasi energi terbarukan, perusahaan ini ingin memastikan setiap langkah bisnisnya memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan planet.

Penerbitan SPE oleh KLHK menjadi pengakuan bahwa energi hijau dari limbah sawit bukan sekadar konsep, tetapi solusi nyata bagi masa depan energi Indonesia.

Langkah ini mempertegas komitmen PTPN III dan Pertamina NRE dalam mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon dan keberlanjutan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index