BMKG: Sejumlah Wilayah Siaga Hujan Lebat dan Angin Kencang

Jumat, 07 November 2025 | 09:39:45 WIB
BMKG: Sejumlah Wilayah Siaga Hujan Lebat dan Angin Kencang

JAKARTA - Memasuki pekan kedua November 2025, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.

Berdasarkan rilis resmi Prospek Cuaca Mingguan, BMKG memperkirakan bahwa periode 7–13 November 2025 akan didominasi cuaca berawan hingga hujan ringan, dengan kemungkinan hujan lebat disertai petir dan angin kencang di sejumlah daerah.

Fenomena ini disebut merupakan dampak dari peningkatan aktivitas atmosfer yang terjadi secara bertahap dalam dua fase, yaitu 7–9 November dan 10–13 November 2025. BMKG menegaskan bahwa kondisi tersebut dapat memicu cuaca ekstrem berskala lokal, terutama di wilayah-wilayah dengan status siaga hujan lebat hingga sangat lebat.

Pekan Pertama: Hujan Ringan Dominan, tapi Waspadai Daerah Siaga

Pada periode 7–9 November 2025, sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan mengalami cuaca berawan hingga hujan ringan. Namun, BMKG mengingatkan agar masyarakat tetap waspada, karena terdapat potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah provinsi.

Adapun wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang meliputi:
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua.

Sementara itu, sejumlah wilayah masuk dalam kategori siaga hujan lebat hingga sangat lebat, di antaranya:
Aceh, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Barat, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Selain hujan, potensi angin kencang juga menjadi perhatian utama BMKG. Beberapa daerah diperkirakan akan mengalami hembusan angin kuat, termasuk di Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua.

Fenomena ini berpotensi menimbulkan gangguan terhadap aktivitas masyarakat, terutama di sektor transportasi laut, udara, dan darat.

Fase Kedua: Pola Hujan Meluas ke Wilayah Jawa dan Papua

Pada periode 10–13 November 2025, BMKG memperkirakan pola cuaca yang hampir serupa akan terus berlanjut. Cuaca berawan hingga hujan ringan tetap mendominasi, namun intensitas hujan diperkirakan meluas ke lebih banyak daerah, termasuk wilayah di Jawa, Kalimantan, dan Papua.

Aktivitas atmosfer seperti gelombang Rossby ekuator, konvergensi angin, serta peningkatan kelembapan udara di lapisan atas menjadi faktor utama yang memperkuat potensi hujan di periode ini. BMKG juga mencatat adanya peningkatan potensi awan konvektif yang dapat memicu petir, hujan deras dalam durasi singkat, dan angin kencang lokal.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG menjelaskan bahwa fenomena ini masih tergolong normal di masa peralihan menuju puncak musim hujan, namun masyarakat diimbau tetap waspada karena intensitas hujan bisa meningkat secara tiba-tiba.

“Kami mengingatkan agar masyarakat terus memantau informasi cuaca terkini dari BMKG, khususnya di daerah rawan banjir dan longsor,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Dampak Cuaca Ekstrem dan Imbauan Kewaspadaan dari BMKG

Cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi selama pekan ini dapat membawa dampak signifikan terhadap berbagai sektor kehidupan. BMKG menyoroti kemungkinan gangguan transportasi, terganggunya aktivitas pelayaran, hingga potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan air, dan tanah longsor di daerah dengan kontur curam.

Selain itu, angin kencang berpotensi menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan, pohon tumbang, serta mengganggu penerbangan. Oleh karena itu, BMKG meminta agar masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah rawan, meningkatkan kewaspadaan.

BMKG juga mengimbau pemerintah daerah, instansi terkait, dan aparat penanggulangan bencana agar memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem ini. Koordinasi lintas sektor dianggap penting untuk meminimalkan risiko dan dampak kerugian yang mungkin ditimbulkan akibat cuaca buruk.

Langkah Antisipasi dan Rekomendasi untuk Masyarakat

Dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG memberikan beberapa rekomendasi penting kepada masyarakat:

Pantau terus pembaruan informasi cuaca harian dari kanal resmi BMKG, baik melalui situs web, media sosial, maupun aplikasi InfoBMKG.

Hindari aktivitas di luar ruangan saat hujan lebat disertai petir, terutama di area terbuka dan dekat benda tinggi seperti pohon atau tiang listrik.

Periksa sistem drainase di lingkungan sekitar untuk memastikan aliran air tidak tersumbat.

Waspadai potensi longsor dan banjir bandang, terutama di daerah perbukitan dan bantaran sungai.

Bagi nelayan dan pelaku transportasi laut, perhatikan peringatan dini gelombang tinggi yang dapat mengancam keselamatan pelayaran.

BMKG menegaskan bahwa perubahan pola cuaca di Indonesia merupakan bagian dari dinamika atmosfer tropis yang dipengaruhi oleh faktor global seperti fenomena El Niño–Southern Oscillation (ENSO) dan aktivitas Madden–Julian Oscillation (MJO). Oleh karena itu, kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah menjadi kunci dalam mengurangi risiko bencana akibat cuaca ekstrem.

Tetap Waspada dan Pantau Informasi Resmi BMKG

Peningkatan aktivitas cuaca pada periode 7–13 November 2025 menjadi pengingat penting bahwa Indonesia tengah memasuki fase aktif musim hujan. Meski sebagian besar wilayah hanya akan mengalami hujan ringan, potensi hujan lebat dan angin kencang tetap perlu diwaspadai.

BMKG menegaskan komitmennya untuk terus memberikan informasi cuaca yang akurat, cepat, dan dapat dipercaya bagi masyarakat. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti imbauan resmi, risiko bencana hidrometeorologi dapat diminimalkan, sehingga masyarakat dapat tetap beraktivitas dengan aman di tengah kondisi cuaca yang dinamis.

Terkini

Kebijakan Energi Terbarukan di Indonesia Dinilai Tepat

Jumat, 07 November 2025 | 14:14:43 WIB

Harga Minyak Naik, Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Mereda

Jumat, 07 November 2025 | 14:14:39 WIB

Harga BBM Non-Subsidi Pertamina Naik Mulai 1 November

Jumat, 07 November 2025 | 14:14:33 WIB

Cadangan Gas Bumi Baru Dorong Ketahanan Energi Nasional

Jumat, 07 November 2025 | 14:14:30 WIB

Hitung kWh Token Listrik Rp 200.000 Rumah Tangga

Jumat, 07 November 2025 | 14:14:23 WIB